AECT (1972):
Educational
tehcnology is a field involved in the facilitation of human learning
through the systematic identification, development, organization and
utilization of full range of learning resources and through the
management of these process.
Teknologi
pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar
manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui
pengelolaan proses kesemuanya itu.
Serupa
tapi tak sama, bukan? Berdasarkan pengertian ini, jelas dikatakan
bahwa teknologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan
diri dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal
teknologi pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana
memfasilitasi belajar. Dengan cara apa? Melalui identifikasi,
pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis
seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan
tepat terhadap proses daripada pengembangan, pengeorgnasiasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar tersebut.
AECT (1977):
Teknologi
Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan
merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam
segala aspek belajar manusia.
Ini
adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi, sudah jelas
menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah
memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis
maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah tersebut.
AECT (1994):
Teknologi
Instruksional adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan,
memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun
sumber-sumber belajar.
Definisi
ini lebih operasional dari pada rumusan tahun 1977 yang menurut saya
terlalu rumit. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan)
teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan,
kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik
untuk proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa
saja memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut.
Tom Cutchall (1999)
Instructional
technology is the research in and application of behavioral science
and learning theories and the use of a systems approach to analyze,
design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology
to assist in the solving of learning or performance problems.
Definisi
menurut Cutchal ini sama seperti definisi AECT 1994. Dia menekankan
bahwa teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu
prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem untuk
melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan
pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah
belajar dan kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi
(soft-technology maupun hard-technology) untuk membantu memecahkan
masalah belajar dan kinerja manusia.
AECT (2004):
Educational
technology is the study and ethical practice of facilitating learning
and improving performance by creating, using, and managing appropriate
technological processes and resources.
Ini
adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan
adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,
menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber
teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk
memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik) dan
meningkatkan kinerja
Ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan pada sumber belajar (Sadiman, 1984). Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembela-jaran perlu didisain atau dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural me-liputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajar-an (IDI model, 1989). Prinsip berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya dapat memanfa-atkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar siswa.
Teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai mekanisme untuk men-distribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Pada bahan diklat ini, pengertian teknologi di-dasarkan pada definisi ini. Mungkin Anda bertanya, kalau begitu apa yang di-sebut media? Pengertian media dalam materi diklat ini ialah diambil dari CISAER (2003). CISAER mendefinisikan media dalam pembelajaran seba-gai pesan yang didistribusikan melalui teknologi, terutama teks dalam bahan ajar cetak dan dalam jaringan komputer, bunyi dalam audio-tape dan siaran radio, serta teks, suara dan/atau gambar pada telekonferensi.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet atau jaringan komputer. Petherbridge dan Chapmen (2007) melapor-kan bahwa teknologi internet yang digunakan dalam pembelajaran tumbuh dari 4.000 satuan kredit semester pada tahun 2000 menjadi lebih dari 19.000 satuan kredit semester pada tahun 2005. Sedangkan penggunaan teknologi la-innya dalam pembelajaran, seperti siaran TV dan radio, DVD, video, relatif tetap setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena teknologi internet mampu me-nyampaikan pesan secara mutimedia, baik teks, suara, gambar diam, maupun gambar bergerak. Selain itu, teknologi internet memungkinkan penyampaian pesan secara langsung (synchronous) seperti siaran TV atau radio atau pe-nyampaian pesan secara tidak langsung (asynchronous) seperti video, kaset, dan buku. Dengan fleksibilitas yang dimiliki teknologi internet, tidak meng-herankan bila perkembangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran me-ngarah pada penggunaan internet. Pada umumnya yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran ialah penggunaan intenet untuk pembelajaran. Oleh karena itu, dalam paparan ini akan lebih ba-nyak dibahas mengenai penggunaan internet untuk pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidi-kan adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan cara mengidentifikasi, me-ngembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditan-dai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa tek-nologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam hal rancangan, pengembang-an, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses un-tuk belajar (Barbara, 1994).
Teknologi dalam pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan inter-aksi tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas se-hingga teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai media untuk mendis-tribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer.
Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pem-belajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Ase Su-herlan (2000: 48) mengemukakan bahwa pembelajaran teknologi pada haki-katnya merupakan komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik di antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan be-lajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur ko-munikasi dan Informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar